Siaran Pers No. 103/HM/KOMINFO/05/2019
Senin, 20 Mei 2019
Tentang
Gerakan 1001 Start Up Digital, Gotong Royong Bangkitkan Ekonomi Digital
Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama pemangku kepentingan berupaya meningkatkan kolaborasi dalam Gerakan 1000 Startup Digital. Gerakan untuk mendorong pengembangan perusahaan rintisan digital yang diinisiasi sejak tahun 2016 itu ditargetkan untuk menyiapkan ekosistem ekonomi digital agar Indonesia menjadi Energi Digital Asia.
“Momentum peringatan kebangkitan nasional tahun ini, kami jadikan upaya membangun ekosistem digital agar startup bisa tumbuh. Dengan penampilan baru kita akan rilis Ignition Nations, Kobarkan Bangsa!” jelas Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, dalam Konferensi Pers Program The Next 1000++ Digital Startups di Press Room Kementerian Kominfo, Jakarta, Senin (20/05/2019) petang.
Menurut Dirjen Semuel, gerakan bersama atau gotong royong ini menargetkan untuk membangkitkan ekosistem ekonomi digital agar dapat mewujudukan Indonesia sebagai Energi Digital di Asia.
“Ini sinergi antar semua pihak, untuk menyatukan beberapa kegiatan yang diinisiasi oleh operator telekomunikasi, komunitas, co-working space, akademisi termasuk lembaga pemerintah,” tuturnya seraya menambahkan bahwa peluncuran gerakan secara resmi akan berlangsung serentak di beberapa kota direncanakan berlangsung pada tanggal 22 Juni 2019.
Menurut Dirjen Aptika, gerakan yang disebut sebagai Gerakan 1001 Start Up Digital tidak mengacu pada target pembentukan startup, melainkan merupakan adopsi dari karakter digitalisasi yang terdiri dari angka biner 0 dan 1. “1001 itu dari angka biner, digital. Kita ada motto: Mari kita bangun dengan 1000 mimpi, 1000 karya dan 1000 solusi untuk 1 Indonesia Raya,” jelas Semuel.
Menurut Staf Khusus Menteri Kominfo Bidang Ekonomi Digital, Lis Sutjiati, gerakan baru ini membawa konsep untuk perluasan skala dan peningkatan kualitas pengembangan startup digital, termasuk mengajak kementerian dan lembaga lain serta mitra lokal. Tak hanya itu, kurikulum program pun telah direvisi dengan fokus pada inkubasi. Selain itu, portofolio dan kualitas mentod akan ditingkatkan dan terjadwal dengan baik.
“Kami telah melakukan beberapa evaluasi sehingga melakukan perubahan. Jika sebelumnya setiap peserta harus mengikuti Ignition, Workshop, Hackathon, Bootcamp, dan Incubation. Kini, bergantung pada perkembangan startup-nya, jadi ada yang bisa yang langsung masuk ke bootcampnya. Targetnya akan menarik talenta terbaik yang membantu terbentuknya ekosistem startup digital,” jelas Lis Sutjiati.
Selain itu, gerakan ini juga diarahkan bisa menjangkay wilayah yang lebih luas menjadi 15 kota di seluruh Indonesia dengan kriteria tertentu, “Salah satu kriterianya adalah adanya universitas dan banyak mahasiswa. Tidak harus IT! Agar bisa dikembangkan inovasi dari situ,” tutur Lis Sutjiati.
Staf Khusus Menteri Kominfo itu optimistis Gerakan 1001 Startup Digital akan lebih berkembang, pasalnya di Indonesia ekosistem ekonomi digital sudah mulai jaug berkembang. “Pemerintah sudah mengeluarkan aturan mengenai e-commerce, yang sesungguhnya merupakan roadmap transformasi ekonomi digital. Belum lagi ada UMKM dan bisnis lain yang juga bisa mendorong perkembangan startup,” jelasnya.
Kelola Potensi Lokal
Potensi industri digital di Indonesia sangat besar, volume ekonomi digital Indonesia diperikarakan akan mencapai USD 130 Miliar degnan angka pertumbuhan per tahun mencapai 50 persen. Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo telah mendeklarasikan visi Indonesia sebagai “The Digital Energy of Asia” di Silicon Valley, pertengahan Februari 2016. Sejalan dengan itu, Kementerian Kominfo berupaya memfasilitasi penciptan 1000 perusahaan baru dengan total valuasi bisnis senilai USD 10 Miliar pada tahun 2020 melalui Gerakan 1000 Startup Digital.
“McKinsey akhir tahun lalu, menyebut Indonesia sebagai negara dengan pertumbahan ekonomi digital tercepat di dunia. Setidaknya program ini berkontribusi sehingga bisa dikenal dunia bahwa Indonesia memiliki potensi besar (dalam ekonomi digital),” tuturnya.
Menurut Lis Sutjati, ekonomi digital bukan soal teknologi baru, melainkan tatanan dunia baru. Oleh karena itu, pembangunan ekosistem ekonomi digital perlu didukung dengan keberadaan perusahaan rintisan yang berkualias dan memberikan dampak positif dengan menyelesaiakn permasalahan besar di Indonesia.
“Gerakan ini bukan sekolah, tapi merupakan upaya untuk menciptakan ekosistem ekonomi digital. Apalagi di Indonesia masih banyak peluang untuk membuat solusi dari permasalahan sehari-hari, mulai dari pertanian sampai pendidikan dan kesehatan,” ungkap Staf Khusus Menteri Kominfo Bidang Ekonomi Digital itu.
Lis Sutjiati membuka rahasia dibalik ide Gerakan 1000 Startup Digital yang terinspirasi dari salah satu perusahaan teknologi global di Silicon Valley. Ia menanyakan kenapa perusahaan global itu memperkerjakan orang-orang dari 300 etnis yang ada di dunia.
“Ada di Google the best of the best talent. Di sana karyawannya terdiri dari 130 suku bangsa. Kok banyak banget? Katanya agar selalu berada di depan, mereka harus menciptakan 1000 perbaikan setiap hari, tiada harus inovasi. Dan diversity yang ada dikelola agar selalu berkembang banyak kreatifitas dan inovasi baru. Bayangkan kita punya 13 ribu suku bangsa. Jika dikelola dengan baik tentu luar biasa,” kisahnya.
Target gerakan yang dikemas dengan pendekatan baru, menurut Lis Sutjiati untuk menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital yang sudah pesat beberapa tahun terakhir. “Termasuk nantinya matcmaking dengan VC (Venture Capital) untuk mendorong pengembangan pendanaan bagi stratup,” tambahnya.
Gotong Royong
Dirjen Semuel menegaskan dalam Gerakan 1001 Startup Digital, Kementerian Kominfo hanya memfasilitasi agar setiap pemangku kepentingan bisa bersama. “Kominfo ingin jadi enabler-nya. Kita gotong royong, Di pertanian apa yang perlu dilakukan perubahan? Apa yang mau didisrupsi? Apa yang mau diperbaiki?” tandasnya.
Mengenai gotong royong itu, Dirjen Semuel menjelaskan bahwa di Indonesia banyak event dan agenda yang berkaitan dengan penciptaan startup digital.
“Dengan sinergi, kita bisa tahu, mana tempat yang sudah digelar dan dilakukan operator. Di kota mana ada pemain bidang digital. Tahun ini kita membuat gerakan yang mensinergikan seluruh pemain digital untuk membangun ekosistem ekonomi digital,” ungkapnya.
Mengutip data TechHouse, Dirjen Aptika menyebut saat ini di Indonesia sudah terdapat 2.500 lebih start up digital. “Kita ingin tumbuhkan lebih banyak. Jika ada banyak masalah yang membutuhkan solusi, maka peluang startup digital akan lebih besar. Harapan ke depan lebih banyak berkembang. Spiritnya program ini gotong royong, ini sistem ekonomi digial di Indonesia,” jelas Semuel.
Konferensi pers itu juga dihadiri oleh CEO & Co-Founder Kumpul Faye Alund dan Program Manager Gerakan Nasional 1000++ Startup Digital Fadli Willhandarwo.
Ferdinandus Setu
Plt. Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo
e-mail: humas@mail.kominfo.go.id
Telp/Fax : 021-3504024
Twitter @kemkominfo FB: @kemkominfo IG: @kemenkominfo
website: www.kominfo.go.id